Nilai Pendidikan Islam pada Budaya Wetonan Bayi (Studi di Desa Wotbuwono Klirong Kebumen
Abstract
Budaya atau tradisi ini dilaksanakan dengan nama dan tata cara yang berbeda disetiap daerahnya. Akan tetapi perbedaan tersebut tidak menghilangkan makna yang terkandung didalamnya yaitu tentang rasa syukur, kebersamaan, kepedulian, kesederhanaan, dan ajaran saling berbagi. Budaya tersebut merupakan warisan nenek moyang yang dilaksanakan pada hari kelahiran anak atau bayi setelah mengijak usia 35 hari sekali pada hari weton atau among-among kelahiran anak. Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Budaya Wetonan Bayi atau Among- Among yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wotbuwono Dukuh Ingas Kecamatan Klirong? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu berupa penelitian lapangan dengan mengambil lokasi di Desa Wotbuwono Dukuh Ingas Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antropologi sosial. Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah Bermaksud untuk mengetahui nilai pendidikan islam pada budaya wetonan bayi (among-among). Bermaksud untuk mengetahui pandangan masyarakat Desa Wotbuwono Dukuh Ingas Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen terhadap nilai pendidikan islam Pada budaya wetonan (among-among). Dalam tradisi among-among juga terdapat nilai-nilai yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, seperti nilai keagamaan atau kerohanian yang merupakan nilai dasar bagi manusia yang berkaitan dengan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai sosial dan budaya juga tidak kalah pentingnya bagi masyarakat. Keduanya merupakan cermin dari diri manusia itu sendiri.