Relasi Ilmu dan Agama Perspektif Filsafat Ilmu

  • Achmad Nursobah Institut Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Abstract

Fenomena pertentangan antara sains dan agama telah menjadi sorotan sejak abad ke-15 M, menghasilkan banyak perdebatan mengenai hubungan mereka apakah bisa disatukan atau perlu dipisahkan. Sains yang berfokus pada rasionalitas di Barat sering menganggap agama sebagai pengetahuan metafisik atau mitos yang tak terjangkau oleh akal. Kedua belah pihak menghadirkan argumen masing-masing, memunculkan berbagai pembahasan oleh para ahli untuk mencoba memahami apakah ilmu dan agama dapat dihubungkan. Menurut Barbour dan Haught, ada empat model hubungan antara ilmu dan agama: konflik, independensi, dialog, dan integrasi. Dilihat dari sudut pandang filsafat ilmu, hubungan keduanya bersifat integratif-interdependentif secara ontologis, di mana ilmu dan agama saling bergantung satu sama lain. Secara epistemologis, hubungan mereka bersifat integratif-komplementer, di mana metode dalam ilmu dan agama melengkapi satu sama lain, dan secara aksiologis, hubungan keduanya bersifat integratif-kualifikatif, di mana nilai-nilai dalam ilmu dan agama saling melengkapi satu sama lain.